July 15, 2012

traffic dan idealis

saya seorang pengendara sepeda motor. tiap hari pp (pulang pergi) dari rumah ke kampus dan sebaliknya. dari surabaya selatan ke surabaya timur. tiap hari berkutat dengan sibuknya traffic pagi, sore, dan kadang malam, saya mulai mengamati banyak hal. salah satunya adalah berikut ini.
di tiap traffic ada line (batas) dimana seorang pengendara harus berhenti saat lampu merah menyala. dan fenomena yang saya lihat adalah seringkali seorang pengendara melewati line tersebut ketika lampu merah telah lama menyala. mungkin tidak sabar, kebiasaan, atau karena di bel oleh pengendara belakang?
rasa tidak sabar itu, sebagai seorang pengendara motor yang traffic sudah macet panas dan kepepet jam masuk kuliah, saya kurang lebih juga merasakan hal yang sama. lalu karena saya mahasiswa dan masih cenderung idealis (kata siapa?) saya menantang diri sendiri untuk tidak melintas line tersebut. saat itu saya berekspektasi banyak hal. mungkin saya akan di bel berulang oleh seseorang di belakang. atau diserobot secara paksa oleh seseorang di belakang juga. berbagai pikiran itu mulai datang dan ketika saya mencobanya...
dan ekspektasi saya (setelah bereksperimen beberapa kali) ternyata salah. pengendara belakang tidak akan mem bel dan menyerobot paksa hanya karena anda menaati traffic line dengan sangat idealis. karena mereka hanya akan melakukannya untuk memberitahu anda bahwa lampu sudah hijau.
well memulai sesuatu yang idealis di traffic itu ternyata tidak susah. mungkin untuk hal yang lain juga. just try it. untuk yang di surabaya, saya suggest anda mencoba hari senin di traffic jemursari pukul 08.00-10.00. ya, just try :)